Senandung jolo merupakan suatu kesenian dengan materi utamanya adalah sastra tutur dalam bentuk pantun yang dinyanyikan. Kesenian ini berkembang di dusun Tanjung, Kab. Muaro Jambi.
Awalnya kesenian ini hanya berfungsi sebagai curahan hati yang yang diungkapkan sambil menunggu sawah atau pada saat berada di perahu seusai memasang alat tangkap ikan.Pada perkembangannya kesenian ini tampil sebagai seni pertunjukkan.
Ciri khas yang menandai kesenian ini pada saat dipertunjukan yaitu pemain musik dan penyanyinya selalu dalam posisi duduk. Jumlah pemain musik dan penyanyi tidak dibatasi, tapi minimal 2 orang. Syair pantun dinyanyikan secara berbalasan, diiringi dengan alat musik pukul.
Sebagai seni pertunjukkan, senandung jolo ditampilkan dalam acara pesta perkawinan, pesta panen, dan acara-acara seremonial yang diselenggarakan ileh pemerintah.
Pada umumnya, senandung jolo ditampilkan pada acara malam hari. Lama pementasan tidak terbatas, tergantung situasi.