a. Persiapan lahan
Lahan yang akan dibangun harus dalam keadaan bersih dari akar pohon, rumput dan semua hal yang dapat mengganggu pekerjaan.
Volume pembersihan lahan dihitung dengan satuan m².
V = P x L
Keterangan:
V = Volume pembersihan lahan
P = Panjang lahan
L = Lebar lahan
b. Pengukuran dan pemasangan Bouw plank
Bouw plank merupakan papan kayu sebagai pembatas lahan pekerjaan, yang dipasang mengikuti bentuk lahan yang akan dibangun dengan jarak 1 m' dari galian pondasi.
Sebelum pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank perlu dipersiapkan peralatan dan bahan, antara lain:
- Meteran benang
- Kaso (usuk) 4/6
- Borneo 2/20
- Paku
- Palu
- Cat
Volume pemasangan bouwplank dihitung dengan satuan m'.
V = (P + 2 meter) x 2 + (L +2 meter) x 2
Keterangan:
V = Volume bouwplank
P = Panjang bangunan
L = Lebar bangunan
c. Galian tanah dan pondasi
Galian tanah pondasi dikerjakan setelah papan bouwplank dipasang mengelilingi bangunan, namun perlu diperhatikan terlebih dahulu titik-titik bangunan yang tertera pada papan bouwplank dapat berupa paku atau cat yag diberi warna. Tanda tersebut menunjukkan ukuran ruangan atau lebar tanah yang akan digali untuk pasangan pondasi.
Volume tanah galian dihitung dengan satuan m³.
V = b x h x p
Keterangan:
V =Volume galian tanah
b = Lebar pondasi
h = Tinggi pondasi
p = Panjang lahan
d. Urugan pasir dan tanah
Setelah pekerjaan galian tanah pondasi selesai, pekerjaan selanjutnya adalah urugan pasir yang berfunsi sebagai penstabil tanah dan perletakan adukan pasangan pondasi batu kali yang akan dipasang. Sedangkan urugan tanah berfungsi untuk menstabilkan tanah dan perletakan adukan beton lantai.
Volume urugan pasir dan tanah dihitung dengan satuan m³.
V = h x L x P
Keterangan:
V = Volume urugan pasir dan tanah
h = Tebal urugan
L = Lebar urugan
P = Panjang urugan
e. Urugan pasir di bawah pondasi
Volume pasir di bawah pondasi dihitung dengan satuan m³, ketebalan urugan pasir biasanya 5 cm lebar 85 cm dan panjang pondasi yang akan di pasang sesuai panjang yang direncanakan.
Volume urugan pasir di bawah pondasi dihitung dengan satuan m³.
V = h x L x P
Keterangan:
V = Volume pasir urug
h = Tebal urugan
L = Lebar urugan
P = Panjang pondasi
f. Urugan pasir di bawah lantai
Urugan pasir di bawah lantai berfungsi sebagai penstabil tanah, juga sebagai landasan lantai kerja (adukan lantai) diatasnya untuk diteruskan ke daya dukung tanah. Biasanya digunakan ketebalan urugan 5 – 10 cm padat.
Volume urugan pasir di bawah lantai dihitung dengan satuan m³
V = h x l x P atau V = h x L
Keterangan:
V = Volume urugan pasir
h = Tebal urugan pasir
l = Lebar ruangan
P = Panjang ruangan
L = Luas lantai keramik
g. Urugan tanah kembali sisi pondasi
Urugan tanah kembali di sisi kanan dan kiri pondasi berfungsi sebagai bahan pengisi sisa galian pondasi yang telah dipasang pondasi batu kali, hal ini dimaksudkan untuk mencegah penurunan lantai bangunan.
Volume urugan tanah kembali sisi pondasi dihitung dengan satuan m³.
V = Volume Galian Tanah - (Volume Pasangan Batu kali + Volume Urugan Pasir Bawah Pondasi)
h. Urugan tanah untuk peninggian lantai
Urugan tanah untuk peninggian lantai diperlukan agar peil lantai memiliki perbedaan ketinggian. Ketinggian tergantung dari tinggi lantai yang diinginkan. Misal lantai yang ingin ditinggikan adalah lantai ruang tamu dan teras depan.
Volume urugan tanah untuk peninggian lantai dihitung dengan satuan m³
V = h x l x P atau V = h x L
Keterangan:
V = Volume urugan Tanah
h = Tebal urugan Tanah
l = Lebar urugan
P = Panjang ruangan
L = Luas ruanganPekerjaan Persiapan, Galian Dan Urugan
Baca cara menghitung volume:
Pekerjaan Pondasi Dan Beton Bertulang
Pekerjaan Pasangan Dinding Dan Plesteran
Pekerjaan Lantai Dan Dinding
Pekerjaan Plafon
Pekerjaan Kusen, Pintu Dan Jendela
Pekerjaan Atap
Pekerjaan Perlengkapan Pintu Dan Jendela
Pekerjaan Sanitasi dan Instalasi
Pekerjaan Finishing