Sedangkan unsur sudut dibagi menjadi sudut horizontal, vertikal dan jurusan. Sudut ini berperan penting dalam kerangka dasar pemetaan yang datanya diperoleh dari lapangan dengan alat yang dirancang sedemikian rupa konstruksinya sesuai dengan tingkat ketelitian. Alat ini dikenal sebagai alat ukur ruang (Theodolite).
Sedangkan untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih di permukaan bumi digunakan alat ukur sipat datar (Waterpass). Untuk pengukuran jarak dari suatu titik ke titik lain dapat digunakan pita ukur, EDM (Electronic Distance Meter) dan dapat juga dengan Metoda Tachymetri.
Alat Ukur Sipat Datar
Alat ukur sipat datar (Waterpass) ini dirancang konstruksinya sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih di permukaan bumi.Pada alat ukur sipat datar tingkat ketelitiannya tergantung pada kepekaan nivo kotak dan pembesaran teropongnya. Kepekaan nivo kotak ditentukan oleh jari-jari busur nivo kotak tersebut. Makin besar jari-jari busur nivo tabung tersebut, maka kepekaanya juga semakin tinggi. Ini berarti alat ukur sipat datar tersebut memiliki ketelitian yang makin tinggi.
Baca juga:
Pekerjaan Persiapan dan Survey Lapangan
Pemeliharaan dan Perbaikan Alat
Pengoperasian Peralatan Proyek
Pada dasarnya alat ukur sipat datar terdiri dari 4 (empat) bagian utama seperti yang diperlihatkan pada Gambar Alat Ukur Sipat Datar, yaitu:
- Teropong, untuk membidik rambu dan memperbesar bayangan rambu.
- Nivo kotak, diletakkan pada teropong untuk mengatur teropong agar garis bidik mendatar.
- Kiap (Lavelling Head/Base Plate), pada bagian ini terdapat tiga buah sekrup dan nivo kotak yang fungsinya digunakan untuk mensejajarkan sumbu satu (sumbu tegak) Waterpass dengan garis gaya berat.
- Statip, sebagai penyangga ketiga bagian diatas.
Gambar Alat Ukur Sipat Datar
Suatu alat ukur sipat datar dapat dikatakan dalam kondisi baik dan dapat digunakan dalam pengukuran, bila:1. Gelembung nivo kotaknya berada tepat di tengah lingkaran pada busur nivo kotak (berkoinsidensi), maka:
- Garis bidik harus benar-benar sejajar dengan garis jurusan bidang nivo.
- Garis bidik adalah: garis yang menghubungkan antara fokus lensa okuler dengan fokus lensa objektif.
- Sumbu I (tegak) harus sejajar dengan garis gaya berat.
- Garis jurusan nivo harus harus tegak lurus sumbu tegak.
2. Benang diafragma mendatar harus tegak lurus sumbu tegak. Garis mendatar pada prinsipnya merupakan garis bidik teropong yang diletakan mendatar. Dengan garis bidik tersebut akan didapat bacaan rambu yang ada di depan Waterpass.
Pengukuran sipat datar mempunyai prinsip seperti yang terlihat pada Gambar Prinsip Sipat Datar. Beda tinggi dapat dari selisih nilai tinggi alat dengan nilai benang tengah.
Pengukuran Sipat Datar
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran sifat datar:- Jika ditemui jarak antar 2 titik ( A - B ) berjauhan, maka sebaiknya pengukuran dibagi menjadi beberapa seksi pengukuran yang ditandai dengan patok-patok.
- Sebelum menggunakan alat Waterpass periksalah dahulu kesalahan garis bidik alat dimana harga koreksinya adalah rata-rata dari pemeriksaan kesalahan garis bidik sebelum dan sesudah pengukuran setiap harinya.
- Lakukan pengukuran untuk setiap slag genap untuk tiap seksi pengukuran, dan pindahkan rambu secara selang seling agar kesalahan nol rambu dapat tereliminir langsung.
- Letakkan Waterpass sedemikian rupa, sehingga jarak alat ke rambu depan sama dengan jarak alat ke rambu belakang.
- Dirikan Waterpass pada tanah yang stabil / keras.
- Sebelum pengukuran, gelembung nivo tabung harus berada tepat ditengah lingkaran.
- Dahulukan pembacaan rambu belakang, lalu baru muka.
- Pembacaan skala rambu sebaiknya dimulai dari pembacaan benang tengah, atas kemudian bawah.
Untuk materi lengkap Ilmu Ukur Tanah, silakan download link di bawah ini:
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Pengenalan Alat
Bab 3 Kesalahan Pengukuran
Bab 4 Penentuan Azimuth Geografis Dengan Pengamatan Tinggi Matahari
Bab 5 Poligon
Bab 6 Detail Situasi
Bab 7 Profil