- Memeriksa kualitas dari semua bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk konstruksi.
- Penyiapan rancangan campuran pekerjaan (job mix formula) untuk aspal, beton dan lain-lain.
- Lokasi dan letak bahan-bahan.
- Kondisi tumpukan bahan di lokasi kerja.
- Jumlah dan kondisi semua peralatan.
- Jumlah personil Kontraktor.
- Jumlah dan kualitas bahan-bahan.
- Kondisi cuaca.
- Persiapan form-work.
- Jadwal pelaksanaan.
- Persiapan konstruksi.
Setelah mobilisasi dan persiapan di lapangan selesai dan diperiksa oleh Konsultan Pengawas dan Pengguna Jasa maka pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan. Team Konsultan Pengawas akan mengecek langsung hal-hal berikut ini :
- Metoda pekerjaan konstruksi.
- Campuran-campuran bahan.
- Pengecekan jadwal.
- Kondisi cuaca dari waktu ke waktu selama periode pelaksanaan pekerjaan.
- Pengambilan contoh (sampling).
Sebelum Kontraktor memulai aktivitas konstruksi, kontraktor perlu membuat prosedur konstruksi dan persetujuan pekerjaan dalam tahapan (work sequence) yang logis, antara lain meliputi :
- Bahan-bahan yang akan digunakan.
- Metode pelaksanaan pekerjaan fisik, khususnya untuk pekerjaan yang komplek.
- Quality control, jenis pengujian dan jumlah / frekwensi pengujian.
- Test laboratorium terhadap sampel-sampel yang diambil dari lokasi kerja.
- Test-test lain sesuai dengan Spesifikasi.
Kegiatan pelaksanaan konstruksi / pembangunan adalah memindahkan segala seuatu yang tercantum dalam Gambar Rencana dari atas kertas ke lokasi pekerjaan di lapangan, yang membutuhkan:
- Sejumlah titik kontrol pengukuran di lapangan yang harus dikaitkan pada suatu sistem koordinat yang tetap.
- Dalam proses perencanaan teknik, titik kontrol harus dikaitkan pada sistem koordinat yang sama.
Apabila terdapat ketidakjelasan informasi pada Gambar Rencana yang menimbulkan keraguan dalam interpretasi, maka Konsultan Pengawas harus menghubungi Perencana untuk mendapatkan kejelasan. Kontraktor bertanggung jawab dalam penentuan dan pematokan secara keseluruhan, sedang Konsultan Pengawas harus memastikan bahwa Kontraktor mendapatkan informasi yang tepat serta menyiapkan titik-titik kontrol yang dipasang.
Baca juga:
Pemeliharaan dan Perbaikan Alat
Pemilihan Sifat Teknis Perkuatan Timbunan
Pengamanan Lingkungan Pada Tahap Konstruksi
Pengaturan Lalu Lintas di Lingkungan Kegiatan Konstruksi
1. Titik Kontrol Survey
Suatu jaringan titik kontrol survai ditentukan untuk mencakup seluruh daerah proyek, dan ditempatkan pada posisi yang tepat dalam pekerjaan konstruksi. Jarak antara titik-titik kontrol dianjurkan kira-kira 50 meter.Titik-titik kontrol survai sebaiknya berada dekat dengan lokasi pekerjaan tetapi bebas dari area kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan adanya pergeseran posisi akibat aktivitas pekerjaan termasuk pengoperasian peralatan. Untuk itu letak titik-titik kontrol tersebut harus selalu dicek secara teratur. Perubahan letak titik kontrol juga dapat terjadi pada tanah dasar, pada timbunan pelapisan tanah yang mudah mampat atau proses dalam tanah itu sendiri, seperti proses yang terjadi akibat besarnya variasi kadar kelembaban.
2. Penentuan Elemen-elemen Struktur
Letak dari elemen-elemen utama struktur ditentukan berdasarkan pada sistem referensi yang digunakan.Titik offset referensi harus ditetapkan untuk tiap elemen utama. Letak dan jarak offset tiap-tiap titik referensi harus diputuskan secara hati-hati dan dikenali di lapangan dan untuk menyiapkan tahap penentuan kembali yang mudah bagi letak elemen utama selama pelaksanaan pekerjaan sehingga titik-titik ini tidak terganggu.
Letak elemen-elemen kecil lain seperti kerb, parapet, galian drainase ditentukan berdasarkan pada letak elemen-elemen dengan mempertimbangkan pengukuran.
Penempatan dan pematokan letak elemen-elemen yang telah ditentukan harus diperiksa. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara terpisah dan dilakukan oleh Tenaga Ahli dengan menggunakan peralatan lain yang berbeda dengan peralatan yang digunakan pada saat penempatan dan pematokan awal.
Bagi Kontraktor yang melaksanakan pemeriksaan ulang atas hasil pekerjaannya sendiri, dianjurkan untuk menggunakan metode lain yang berbeda dengan metode yang telah digunakan pada saat awal penempatan dan pematokan. Untuk menghindari kesalahan dari ketidak tepatan identifikasi patok, ketidaktepatan panandaan atau kesalahan dalam melaksanakan survei, maka pengukuran jarak dan beda tinggi dilakukan dengan memeriksa hasil pekerjaan dari titik awal suatu sisi sampai pada titik akhir pada sisi yang lain, kemudian diikatkan pada titik kontrol hasil survai pertama. Pemeriksaan ini tidak diperkenankan dilakukan hanya dengan mengukur dari satu titik akhir saja atau dua titik akhir pada sisi yang terpisah.
3. Pematokan Bersama (Setting Out)
Semua survai di lapangan selama pematokan bersama dan selama konstruksi akan dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah petunjuk Konsultan Pengawas.Baca juga:
Mengenal Sifat Mekanis Baja
Mengenal Struktur Perkerasan Jalan
Metode Desian Revetment atau Dinding Pantai
Metode Pekerjaan Pre-Tension Jembatan Beton Prategang
Metode Pelaksanaan Pasangan Bata Ringan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Terowongan atau Tunnel
Metode Post Tension Jembatan Beton Prategang
Panduan Menggambar Teknik
Hasil survai tersebut akan dikaitkan dengan gambar-gambar plaksanaan (shop drawing), kondisi yang ada dan beberapa ketidaksesuaian antara gambar-gambar dan kondisi-kondisi yang ada akan dipergunakan untuk mereview desain untuk keperluan proyek (bila ada).