Pantun ini dilagukan oleh para petani ketika kegiatan Batobo dilakukan. Batobo adalah kegiatan gotong royong untuk mengerjakan ladang yang dilakukan bersama-sama.
Anggota Batobo bergiliran mengerjakan sawah mereka yang tergabung dalam kelompok tersebut. Biasanya anggota Batobo terdiri dari 10 sampai 15 orang.
Mereka bekerja mulai dari pagi hingga tengah hari. Kemudian dilanjutkan setelah waktu Zuhur sampai masuk waktu Ashar.
Sebagai hiburan pengobat penat dan letih, maka para petani saling berpantun. Pantun inilah yang disebut dengan Pantun Batobo.
Pantun Batobo merupakan salah satu bentuk karya sastra yang tergolong ke dalam sastra lisan.
Ditambah lagi perubahan dari berladang atau sawah berganti dengan perkebunan sawit. Sehingga kegiatan bergotong-royong dan berpantun akan semakin sulit ditemukan di masyarakat.