Gerakan-gerakan Tari Inai terdiri atas gerakan menanam, memetik, mencuci, dan menggiling, dan menyusun Inai, yang kemudian dipersembahkan kepada Mak Andam (juru rias pengantin).
Tari inai dimainkan oleh kaum laki-laki dan perempuan dengan menggunakan pakaian tradisional Melayu (baju kurung bagi perempuan dan teluk belanga atau cekak musang bagi laki-laki) dengan warna bebas yang biasanya warna yang cerah.
Untuk mengiringi tari inai digunakan dua buah gendang dan sebuah gong. Tari Inai bertujuan untuk memeriahkan suasana selesai akad nikah. Dengan suasana riang gembira diharapkan dapat mempererat persaudaraan antara pihak pengantin laki-laki dan pihak perempuan serta seluruh kerabat handai taulan.
Tarian ini saat ini dilaksankan di atas pentas untuk menyambut hari-hari besar seperti saat peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, hari jadi Provinsi Kepri dan Kabupaten/Kota setiap tahunnya.
Untuk menyemarakkan suasana tarian, ada satu keunikan yang ditampilkan yakni pada saat penari selesai menari inai, tetapi musik masih dimainkan, pada saat itu penonton meletakkan uang di atas lantai dengan tujuan melihat ketrampilan penari memainkan.
Tari inai dimainkan dengan melakukan beberapa putaran. Setiap satu putaran dilakukan enam kali pukulan gong yaitu tiga kali gong anak (kecil) dan tiga kali gong ibu (besar).
Selesai pukulan gong keenam, pukulan gong anak digandakan untuk menamatkan satu putaran lagu. Namun, ada juga yang memainkan satu putaran dengan empat kali pukulan gong.