-->

Pemeliharaan dan Perbaikan Alat

Pemeliharaan dan Perbaikan Alat

Pemeliharaan peralatan mempunyai arti sebenarnya adalah merawat serta menjaga peralatan agar peralatan tersebut selalu dalam keadaan siap operasi setiap saat diperlukan, sehingga dapat memberikan jasa pelayanan sesuai fungsinya selama umur ekonomisnya. Sedangkan perbaikan peralatan masih dalam lingkup kegiatan pemeliharaan, hanya prosesnya terjadi karena adanya kerusakan pada peralatan sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu agar bisa dioperasikan kembali.

Sebenarnya pemeliharaan peralatan sudah mulai dilaksanakan sejak peralatan tersebut masih dalam proses perakitan/pabrikasi. Semua komponen yang akan dirakit disiapkan di tempat yang bersih dan rapih serta aman dari pencurian. Pada waktu perakitan dijaga betul kebersihannya, terutama pada bagian-bagian yang benar-benar harus terhindar dari debu atau dari zat-zat kimia atau asam seperti misalnya pada bagian hydraulic dan kelistrikan. Setelah selesai perakitan, peralatan yang baru tersebut diberi pelindung antara lain dicat anti karat atau sejenisnya, dilindungi dengan memakai oli atau gemuk pada bagian-bagian tertentu, serta pada waktu pengiriman dilakukan dengan pengepakan yang baik serta perlindungan-perlindungan lain terutama pada bagian elektroniknya agar peralatan akan tetap dalam kondisi siap operasi pada saat penyerahan kepada pemesan/pembeli.

Dalam artikel ini yang akan diuraikan adalah pemeliharaan peralatan yang sudah berada pada pemilik/pemakai.

Pemeliharaan peralatan dapat dibagi menjadi 2 bagian :
  • Pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala.
  • Perbaikan ringan dan perbaikan berat.

Pemeliharaan Rutin dan Pemeliharaan Berkala

Pemeliharaan rutin dilaksanakan secara rutin setiap hari, dilaksanakan baik oleh operator sendiri ataupun para mekaniknya (tidak perlu mekanik ahli), misalnya pemeriksaan oli mesin, tekanan angin ban, tali kipas, kebocoran-kebocoran oli kalau ada, oli hidrolik termasuk juga persediaan bahan bakar dalam tangki bahan bakarnya, air radiator, batere, serta kebersihan peralatan secara keseluruhan. Pekerjaan pemeriksaan ini secara rutin dilaksanakan sebelum peralatan berangkat ke lapangan. Peralatan setelah selesai operasi dan kembali ke pool juga harus diperiksa lagi pada bagian-bagian yang perlu, termasuk pembersihan kotoran yang terbawa dari lapangan.

Untuk pemeliharaan berkala, biasanya pabrik pembuat telah memberikan petunjuk pemeliharaan berkala (service manual) yang harus diperhatikan serta dipenuhi oleh pemilik/pemakai peralatan.

Yang dimaksud dengan pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang harus dilakukan pada km atau jam kerja tertentu sesuai yang tercantum dalam buku petunjuk dari pabriknya, terutama ini dilakukan pada bagian-bagian atau komponen-komponen tertentu dari peralatan.


Pada bagian mesin misalnya, antara lain :
  • Penggantian oli mesin
  • Penggantian oli transmisi
  • Penggantian oli kopling/torque converter
  • Penggantian saringan oli, udara, bahan bakar
  • Pemeriksaan/penyetelan kekencangan V-belt

Pada pemeriksaan berkala ini ada kalanya beberapa komponen harus diganti baru meskipun komponen tersebut tidak/belum rusak. Hal ini kadang-kadang harus dilakukan agar tidak mengganggu atau merusak bagian lainnya apabila komponen tadi tiba-tiba mengalami kerusakan.

Perbaikan Peralatan

Perbaikan peralatan masih termasuk dalam kegiatan pemeliharaan peralatan, hanya proses ini dilaksanakan karena adanya kerusakan pada komponen atau komponen-komponennya, sehingga perlu diperbaiki atau diganti agar peralatan bisa segera dioperasikan kembali.

Jam kerja efektif peralatan apabila tidak dimanfaatkan merupakan suatu kerugian bagi pemilik/pemakai.

Jam efektif yang hilang akibat peralatannya rusak disebut Downtime. Downtime yang banyak atau lama menandakan peralatan sering rusak, sering mengalami perbaikan atau juga bengkel atau mekanik yang kurang baik karena lama/tidak cepat dalam menangani kerusakan peralatan antara lain disebabkan karena mekanik yang kurang terampil, alat perkakas yang kurang memadai, atau tidak tersedianya suku cadang yang dibutuhkan atau lama perolehannya. Tingkat perbaikan peralatan terbagi dalam 2 klasifikasi, yaitu :

Perbaikan ringan

Perbaikan ringan biasanya dilaksanakan oleh mekanik atau montir biasa, bisa di bengkel, bisa juga diatasi di lapangan dengan tidak membutuhkan alat-alat perkakas atau mesin-mesin bengkel.


Perbaikan berat

Perbaikan berat untuk mengatasi kerusakan berat, biasanya lebih dari satu komponen atau bagian yang rusak, dilaksanakan oleh mekanik atau montir di bengkel serta memerlukan mesin-mesin perkakas bengkel. Biasanya membutuhkan waktu pelaksanaan yang lama dan dikerjakan oleh mekanik atau montir ahli. Contoh kerusakan termasuk kerusakan berat misalnya kerusakan pada bagian dalam engine atau pada hydraulic system-nya, dan sejenisnya.

Petunjuk atau cara-cara penanganan kerusakan berat biasanya dapat dipelajari dalam buku petunjuk dari pabrik (Workshop Manual).

Suku Cadang

Guna menunjang kelancaran kegiatan pemeliharaan peralatan diperlukan kontrol atau pengendalian penyediaan suku cadang dan bahan-bahan yang biasa diperlukan.

1. Penyediaan suku cadang dan bahan

Untuk kelancaran pemeliharaan peralatan dan menjamin kelancaran atau kontinuitas operasional peralatan, perlu disediakan sejumlah suku cadang, serta bahan-bahan yang diperlukan, sebagai berikut :
  • Fast Moving Parts. Jenis suku cadang yang sering rusak dan harus segera diganti, misalnya v-belt, sekering (fuse), lampu dan lain-lain.
  • Suku cadang sesuai jadwal pemeliharaan, misalnya filter-filter (lihat buku petunjuk jadwal pemeliharaan dari pabrik).
  • Minyak pelumas dan minyak hidrolik (sesuai jadwal pemeliharaan)
  • Bahan bakar (bensin, solar) sesuai jumlah unit peralatannya, cukup untuk operasi selama waktu tertentu.


2. Dalam penyediaan suku cadang

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
  • Mutu suku cadang. Sedapat mungkin diperoleh suku cadang asli dari pabrik (Agen Tunggal). Suku cadang tidak asli kelihatannya memang baik dan bisa dipasang, namun umur pemakaiannya tidak lama.
  • Lama waktu pemesanan suku cadang (Lead time), agar pada saatnya diperlukan suku cadang sudah tersedia.
  • Batas aman jumlah persediaan (Safety stock). Persediaan suku cadang tidak perlu harus dalam jumlah banyak, tapi harus cukup untuk pemakaian dalam kurun waktu tertentu ditambah sejumlah tertentu (safety stock) untuk penggunaan selama waktu pemesanan suku cadang yang baru, sehingga persediaan suku cadang tidak akan sempat kosong atau habis.
  • Volume dan jumlah. Untuk perhitungan volume atau jumlah tiap item suku cadang yang harus tersedia bisa diperoleh dari pengalaman di lapangan serta dengan mempelajari petunjuk dari pabrik.
  • Data-data pengalaman di lapangan ini bisa diperoleh dari catatan riwayat peralatan yang pernah dimiliki yang terhimpun di pusat pengendalian peralatan yang menyimpan data-data operasional peralatan dari lapangan.

Share this:

Disqus Comments