-->

Cara Menghitung Indeks Kekeringan

Cara Menghitung Indeks Kekeringan

Menurut International Glossary of Hyrology (WMO 1974), pengertian kekeringan adalah suatu keadaan tanpa hujan berkepanjangan atau masa kering di bawah normal yang cukup lama sehingga mengakibatkan keseimbangan hidrologi terganggu secara serius.

Sedangkan sumber lain menyatakan bahwa kekeringan baik kualitas maupun kuantitas air tersedia (supply side) yang tidak dapat memenuhi jumlah dan kualitas air yang dibutuhkan (demand side), sesuai dimensi ruang dan waktu.


Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kekeringan adalah curah hujan sebagai sumber air tersedia, karakteristik tanah sebagai media penyimpanan air, dan jenis tanaman sebagai subjek yang menggunakan air.

Kekeringan Meteorologis berkaitan dengan tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim. Kekeringan Hidrologis berkaitan dengan kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan Pertanian berhubungan dengan kekurangan kandungan air di dalam tanah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas.

Indeks kekeringan dapat dihitung dengan metode Thronthwaite Matter. Dalam perhitungan Indeks kekeringan dengan metode Thronthwaite Matter, air hujan yang di permukaan tanah, sebagian menjadi lengas tanah (soil moisture), air tanah (groundwater) dan sebagian akan menjadi aliran permukaan (surface run off).

Persentase ketiga komponen tersebut tidak tetap. Tergantung pada faktor-faktor seperti jenis tanah (khususnya tekstur tanah), tata guna lahan dan kedalaman perakaran.

Kemampuan tanah untuk menyimpan air (water holding capacity) dapat diduga tanpa melakukan pengukuran langsung. Sedangkan lengas tanah ini akan selalu berubah-ubah tergantung dari evapotranspirasi dan hujan.

Kapasitas air tersedia (available water capacity) merupakan air yang terikat antara kapasitas lapang dan titik layu tanaman. Air tersedia ini berupa air tersedia untuk tanah dijumlahkan sampai kedalaman akar dan dinyatakan sebagai air tersedia total. Jumlah air yang tersedia pada zone perakaran tergantung dari faktor meteorologi yaitu neraca antara curah hujan dan evapotranspirasi.


Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor tanah yang menyangkut hubungan antara kandungan air dalam tanah (perkolasi).

Nilai air tersedia dalam tanah besarnya beragam dari jenis tanah satu ke jenis tanah lainnya, bahkan banyak faktor yang mempengaruhinya. Lengas tanah merupakan faktor utama yang ditentukan oleh keadaan lengas sebelumnya Nilai ini memberikan petunjuk jumlah air yang terdapat di dalam tanah yang akan digunakan oleh tanaman pada bulan berikutnya.

Selanjutnya dikatakan bahwa jika air tersedia tersebut terlalu kecil, maka hasil yang diperoleh cenderung lebih rendah terhadap cadangan air dalam tanah. Sebaliknya jika nilai air tersedia terlalu besar, terlebih lagi di daerah tropis dimana limpasan permukaannya cukup besar, maka akan cenderung lebih tinggi terhadap cadangan air dalam tanah.

Dalam melakukan perhitungan, bulan dinyatakan basah apabila hujan lebih besar daripada evapotraspirasi dan sebaliknya, bulan kering jika hujan lebih kecil daripada evapotranspirasi potensial. Lengas untuk evapotranspirasi aktual disebut soil moisture use , sedangkan selisih antara evapotranspirasi aktual dan hujan disebut soil moisture defisit.

Secara umum Indeks kekeringan dihitung dengan nilai prosentase perbandingan antara nilai defisit air dengan Potensial Evaporasi:

Ia = D/ PE x 100

Di mana:

Ia adalah Indeks Kekeringan
D adalah Defisit
PE adalah Evapotranspirasi Potensial

D = PE - AE

Di mana:

D adalah Defisit
PE adalah Evapotranspirasi Potensial
AE adalah Evapotranspirasi Aktual


Adapun interpretasi indeks kekeringan adalah sebagai berikut:

Ia < 16.77% : artinya adalah daerah aman kekeringan
16.77%  ≤  Ia  ≤  33.33% : artinya adalah daerah potensial kekeringan
Ia > 33.33% : artinya adalah daerah rawan kekeringan

Share this:

Disqus Comments