Dengan mengetahui biaya pemilikan (owning cost) serta biaya operasi (operating cost) akan dapat membantu mengetahui berapa keuntungan yang bisa diperoleh setelah menyelesaikan suatu pekerjaan.
Baca juga: Cara Membuat RAB (Rencana Anggaran Biaya)
Dengan pencatatan yang akurat atau teliti atas biaya pemilikan dan biaya operasi peralatan ini juga akan banyak membantu dalam perhitungan perencanaan biaya pekerjaan berikutnya.
Biaya pemilikan dan biaya operasi peralatan persatuan waktu, misalnya per jamnya untuk suatu peralatan tertentu akan berbeda-beda, antara lain harga bahan bakar, harga peralatan setempat (bisa berbeda karena biaya angkutan yang berbeda), bunga uang dan sebagainya.
Untuk menghitung biaya pemilikan dan biaya operasi perjam-nya, dapat dikelompokan menjadi dua kelompok biaya yaitu :
A. Biaya Kepemilikan (Owning Cost)
1. Depresiasi atau Penyusutan
Depresiasi adalah penurunan nilai harga dari pada peralatan akibat umur dan pemakaian. Umur peralatan banyak dipengaruhi oleh cara pemakaian serta cara pemeliharaan peralatan yang bersangkutan, misalnya Peralatan dengan pemeliharaan yang baik dapat mencapai umur pemakaian ekonomis yang cukup lama dibandingkan kalau pemeliharaannya kurang baik.Umur ekonomis suatu peralatan adalah tahun atau umur, dimana hasil pembagian antara total biaya yang sudah dipakai pada peralatan tersebut (kumulatif) dengan waktu (tahun) nya mencapai nilai yang paling rendah.
Pada umumnya peralatan mekanis mempunyai umur ekonomis rata-rata 5 sampai 6 tahun atau 10.000 sampai 12.000 jam (dengan pemakaian rata-rata 2000 jam per tahun teoritis).
Nilai Bersih peralatan untuk Depresiasi
Pada umumnya ban (pada peralatan mekanis dengan ban) dikeluarkan dari harga peralatan, karena ban dianggap komponen yang cepat aus. Biaya ( harga ) ban dimasukan dalam biaya operasi. Sampai dengan batas waktu ekonomisnya peralatan tadi masih mempuryai nilai jual ( Resale value ).Untuk menghitung nilai peralatan untuk Depresiasi adalah sebagai berikut
- Harga peralatan pada penyerahan (A)
- Biaya (harga) ban (B)
- Harga jual. kembali (Resale value) (C)
- Maka, Nilai untuk Depresiasi = (A) - (B) - (C)
Metode Depresiasi
Ada 3 cara untuk menghitung depresiasi yaitu:- Cara langsung (Straight Line Depreciation)
- Cara penjumlahan angka tahun (Sum of the year digits)
- Cara pengurangan berganda (double declining balance)
Sebuah Bulldozer, harga penyerahan, dengan umur ekanomis 5 (lima) tahun adalah Rp. 400.000.000,-
Nilai jual kembali (resale value) adalah Rp. 40.000.000,-
a. Cara langsung (Straight Line Depreciation)
Nilai yang akan disusutkan : Rp. 400.000.000 - Rp. 40.000.000 = RP. 360.000.000,-
Penyusutan tiap tahun = 360.000.000 / 5 tahun = Rp. 72.000.000,-
- Tahun 0, Penyusutan Rp, Nilai buku Rp400000000
- Tahun 1, Penyusutan Rp72000000, Nilai buku Rp328000000
- Tahun 2, Penyusutan Rp72000000, Nilai buku Rp256000000
- Tahun 3, Penyusutan Rp72000000, Nilai buku Rp184000000
- Tahun 4, Penyusutan Rp72000000, Nilai buku Rp112000000
- Tahun 5, Penyusutan Rp72000000, Nilai buku Rp40000000
b. Cara penjumlahan angka tahun (Sum of the year digits)
- Tahun 0, Penyusutan Rp.0, Nilai buku Rp.-400.000.000,00
- Tahun 1, Penyusutan Rp.5/15 X 360.10^6, Nilai buku Rp.280.000.000,-
- Tahun 2, Penyusutan Rp.4/15 X 360.10^6, Nilai buku Rp.184.000.000,-
- Tahun 3, Penyusutan Rp.3/15 X 360.10^6, Nilai buku Rp.112.000.000,-
- Tahun 4, Penyusutan Rp.2/15 X 360.10^6, Nilai buku Rp.64.000.000,-
- Tahun 5, Penyusutan Rp.1/15 X 360.10^6, Nilai buku Rp.40.000.000,-
c. Cara pengurangan berganda (double declining balance)
Biaya penyusutan tiap tahun = 2 x nilai penyusutan cara langsung x nilai buku
- Tahun 0, Penyusutan Rp.0, Nilai buku Rp.-400.000.000,00
- Tahun 1, Penyusutan Rp.40 % x 400.10^6, Nilai buku Rp.240.000.000,-
- Tahun 2, Penyusutan Rp.40 % x 240.10^6, Nilai buku Rp.144.000.000,-
- Tahun 3, Penyusutan Rp.40 % x 144.10^6, Nilai buku Rp.86.400.000,-
- Tahun 4, Penyusutan Rp.40 % x 86,4.10^6, Nilai buku Rp.51.840.000,-
- Tahun 5, Penyusutan Rp.11,84.106, Nilai buku Rp.40.000.000,-
Dalam penyusutan cara pengurangan berganda diatas nilai jual kembali (resale value) tidak ikut dikurangkan pada nilai yang akan disusutkan kecuali karena sebagai nilai buku pada akhir tahun ekonomis saja. Ini berarti bahwa apabila nilai penyusutan sudah lebih tinggi dari nilai buku, maka peralatan tidak dihitung lagi penyusutannya.
Bunga Bank, Asuransi dan Pajak
Bunga bank disini adalah biaya penanaman modal pada peralatan ini, kebalikan dari suku bunga apabila dalam bentuk Penabungan uang. Pajak yang diperhitungkan adalah pajak kekayaan yang dikenakan pada peralatan yang bersangkutan.Contoh :
Bunga Bank = 22 %
Pajak = 1,5 %
Asuransi = 1,5 %
Sehingga,jumlah (tarif tahunan) = 25 %
Pemakaian per tahun 2000 jam
harga perolehan peralatan Rp. 400.000.000
Biaya bunga bank, pajak dan asuransi per jam
faktor x harga perolehan / pemakaian per tahunx 25 %
Dimana
Faktor = faktor investasi tahunan rata-rata
(n + 1) / 2 n → ( n = masa penyusutan )
Biaya bunga bank, pajak dan asuransi per jam = 0,6 x 400.10^6 x 0,25 / 2000 = Rp. 30.000,-
Cara menghitung biaya bunga bank, pajak dan asuransi, ini dapat juga dengan memakai faktor pengali yang diambil dari grafik dibawah ini
= Faktor pengali x harga perolehan / 1000
= 0,075 x 400.10^6 / 1000
= RP. 30.000,-
Cara mencari faktor pengali adalah sebagai berikut :
Pada sumbu datar grafik kita tentukan titik dengan nilai tarif tahunan 25 %. Tarik garis tegak lurus dari titik tersebut keatas dan akan memotong garis pemakaian tahunan 2000 jam/tahun. Dari titik potong ini ditarik garis mendatar ke kiri dan memotong sumbu tegak yaitu garis sumbu faktor pengali, titik ini menunjuk angka 0,075.
Jumlah total Biaya Pemilikan per jam-nya = Biaya penyusutan + Biaya bunga, pajak, asuransi
Biaya penyusutan
= 400.10^6 - 40.10^6 / 10.000
= Rp. 36.000,-
Biaya bunga, pajak, asuransi = Rp. 30.000,-
Jadi jumlah total Biaya Pemilikan per jam-nya = p. 36.000 + Rp. 30.000 = Rp. 66.000,-
B. Biaya Operasi (Operating Cost)
Biaya Operasi suatu peralatan mekanis dapat dikelompokan dalam dua kelompok biaya, yaitu: 1. Biaya pemeliharaan preventip yang terencana (Preventive maintenance cost) dan 2. Biaya pemeliharaan variabel (variable maintenance cost)1. Biaya pemeliharaan preventip yang terencana (Preventive maintenance cost)
- Minyak pelumas mesin
- Minyak pelumas transmisi, gardan, final drive
- Minyak hidrolik
- Filter-filter (minyak)
- Gemuk
- Saringan udara, bahan bakar
- Pekerjaan penyetelan, pemeliharaan ringan.
Dari buku “Operating and Maintenance Manual” atau "Buku Pedoman Operasi dan Pemeliharaan” dapat diketahui jadwal waktu pemeliharaan preventip diatas.
Perlu dicatat bahwa dalam memakai harga bahan-bahan diatas, untuk besarnya biaya perjamnya, sudah harus termasuk biaya gudang, pengiriman dan lain-lain yang berkaitan. Harga-harga bahan disesuaikan dengan harga setempat, karena harga bahan-baban tersebut bisa berbeda antara lokasi (kota) yang satu dengan kota yang lainnya.
Baca juga:
Perhitungan Biaya Peralatan
Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang
Perintah atau Command dalam Menggunakan Autocad
Perkuatan Timbunan Di Atas Tanah Lunak
Persiapan Jembatan Beton Prategang
Prinsip Umum Manajemen Proyek
2. Biaya pemeliharaan variabel (variable maintenance cost)
- Pemakaian bahan bakar
- Perbaikan/Bengkel (repair)
- Ban
- Komponen-komponen spesial (khusus)
Pemakaian bahan bakar
Pemakaian bahan bakar mesin sebenarnya dapat diukur dengan teliti dilapangan. Namun apabila data tidak dapat diperoleh, maka pemakaian bahan bakar tiap jamnya dapat dihitung dengan rumus :F = 200 gram/HP.hr (Diesel)
Angka diatas adalah pemakaian bahan bakar per jamnya tiap HP dari mesin dalam keadaan bekerja maximun (full power)
Pada umumya peralatan tidak bekerja dengan tenaga penuh pada sepanjang jam kerjanya. Pada waktu belok, memutar, pindah gigi serta pada waktu berjalan kembali (tanpa beban) tentunya tidak memerlukan tenaga mesin penuh, sehingga akan mengurangi besaran pemakaian bahan bakar per jam-nya.
Dengan kondisi seperti di atas maka rata-rata pemakaian bahan bakar per jamnya dapat diambil besaran +/- 80 % dari tenaga mesin yang ada ( atau 80 % dari HP engine )
Jadi F rata-rata = 0,8 x 200 gram/HP.Hr.
Sehingga biaya pemakaian bahan bakar adalah:
F rata-rata x Harga bahan bakar
Harga bahan bakar bisa berbeda beda karena satu daerah dengan daerah lainnya. Harga yang dipakai adalah harga bahan bakar setempat ( dilokasi pemakaian peralatan).
Perbaikan / Bengkel (repair )
Biaya perbaikan peralatan merupakan biaya yang cukup besar yang menjadi beban selama umur peralatan. Biaya ini condong semakin besar dengan meningkatnya umur peralatan. Hal ini wajar karena makin tua Peralatan, makin banyak bagian yang rusak dan sering sehingga memerlukan banyak biaya perbaikan.Namun untuk perhitungan dalam perencanaan, maka yang paling banyak dipakai adalah cara rata-rata yang sama tiap tahunnya
Contoh:
Suatu peralatan harga Rp. 400.000.000,-
Umur pemakaian (ekonomis) 5 tahun (10.000 jam)
Data perbaikan selama umur ekonomis sebesar 90 % dari harga peralatan = 90 % x Rp. 400,-10^6 = Rp. 360,- 10^6
Jadi biaya perbaikan tiap jam-nya = Rp. 360,- 10^6 / 10.000 = Rp. 36.000,-
Cara diatas adalah cara Perhitungan biaya Perbaikan Per jam-nya dengan metoda penyusutan cara langsung (straight line depreciation).
Terlihat bahwa pada awal tahun pemakaian, biaya perbaikan.masih rendah. Hal ini dikarenakan peralatan masih baru. Makin tua peralatan (tahun-tahun berikutnya) makin tinggi biaya perbaikannya, karena peralatan makin banyak yang rusak dan sering terjadi kerusakannya.
Biaya Ban
Ban merupakan komponen yang mengalami keausan selama dalam pemakaiannya. Untuk ban mempunyai umur pemakaian yang banyak tergantung pada kondisi daerah operasi pemakaiannya.Untuk memperoleh umur ban, sebaiknya dimintakan datanya dari pabrik ban. Rata-rata umur ban berkisar antara 1000 jam 2500 jam ( lihat halaman VIII - 19)
Biaya ban per jam = Harga ban (total) / umur ban
Komponen-komponen special (khusus)
Pada peralatan Bulldozer atau Grader ada komponen-komponen khusus yang penggantiannya dapat dijadwalkan, seperti mata pisau (cutting edge). Pada Stone Crusher misalnya jaw nya, cone & mantel dan impact breaker.Operator
Biaya (upah) operator pada umumnya dimasukan kedalam upah pegawai. Namun ada juga yang memasukan biaya upah operator kedalam biaya peralatan. Jadi biaya peralatan terdiri dari :- biaya pemilikan
- biaya operasi
- upah operator.