Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang

Panduan lengkap perhitungan daya dukung tiang pancang: teori, metode statis, dinamis, dan uji beban lapangan.

Tiang pancang merupakan salah satu elemen paling vital dalam konstruksi bangunan, terutama pada tanah yang tidak stabil di lapisan permukaan. Fungsi utama tiang pancang adalah menyalurkan beban bangunan ke lapisan tanah keras atau batuan di kedalaman tertentu.

Perhitungan daya dukung tiang pancang tidak hanya menentukan kekuatan fondasi, tetapi juga memastikan bahwa bangunan mampu bertahan terhadap beban mati, beban hidup, maupun beban lateral seperti gempa dan angin.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai konsep dasar daya dukung tiang pancang, metode perhitungannya, serta contoh soal dan studi kasus.

Apa Itu Daya Dukung Tiang Pancang?

Daya dukung tiang pancang adalah kemampuan sebuah tiang untuk menopang beban vertikal yang bekerja padanya tanpa menyebabkan penurunan tanah yang berlebihan atau keruntuhan.

Daya dukung tiang berasal dari dua mekanisme utama:

  1. Daya dukung ujung (end bearing capacity): tekanan tanah pada ujung tiang.
  2. Daya dukung gesek (skin friction capacity): gaya gesek antara permukaan tiang dengan tanah sepanjang kedalamannya.

Kombinasi kedua gaya ini membentuk total daya dukung tiang.

Faktor yang Mempengaruhi Daya Dukung Tiang

  1. Jenis tanah – pasir, lempung, lanau, atau campuran.
  2. Diameter dan panjang tiang – semakin besar luas kontak, semakin tinggi daya dukung.
  3. Jenis material tiang – beton, baja, atau kayu.
  4. Kedalaman tiang – semakin dalam, semakin besar gesekan kulit yang terjadi.
  5. Metode pemancangan – tiang yang dipancang dengan hammer berbeda perilakunya dibanding tiang bor.
  6. Faktor lingkungan – air tanah, potensi korosi, dan getaran.

Rumus Dasar Daya Dukung Tiang Pancang

Daya dukung total tiang dapat dirumuskan:

Qall = Qp + Qs

Keterangan:

  • Qall = daya dukung total (kN)
  • Qp = daya dukung ujung tiang (kN)
  • Qs = daya dukung gesek (kN)

1. Daya Dukung Ujung (Qp)

Qp = Ap × qp

  • Ap = luas ujung tiang (m²)
  • qp = daya dukung tanah pada ujung tiang (kN/m²)

2. Daya Dukung Gesek (Qs)

Qs = Σ (As × fs)

  • As = luas selimut tiang pada tiap lapisan tanah (m²)
  • fs = tegangan gesek tanah terhadap tiang (kN/m²)

Metode Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang

1. Metode Analitis (Statis)

Metode ini menggunakan data hasil investigasi tanah (SPT, CPT, atau uji laboratorium).

  • Cocok untuk tahap perencanaan awal.
  • Menggunakan parameter tanah (kohesi, sudut geser dalam, dll).
  • Memberikan perkiraan awal daya dukung tiang.

2. Metode Dinamis

Metode ini memanfaatkan data energi dari hammer saat pemancangan tiang.

  • Contoh: Hiley Formula atau Engineering News Record (ENR).
  • Cocok untuk proyek dengan banyak tiang pancang.
  • Hasilnya dipengaruhi oleh efisiensi hammer dan sifat tanah.

3. Uji Beban Tiang (Pile Load Test)

Merupakan metode paling akurat karena dilakukan langsung di lapangan.

  • Tiang diberi beban secara bertahap hingga mencapai keruntuhan.
  • Hasil menunjukkan hubungan beban-penurunan.
  • Digunakan untuk verifikasi hasil analisis.

Perbandingan Metode Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang

Metode Data yang Dibutuhkan Kelebihan Kekurangan Kapan Digunakan
Statis (Analitis) Data investigasi tanah (SPT, CPT, laboratorium) Cepat, murah, cocok untuk estimasi awal Hanya perkiraan, bergantung pada kualitas data tanah Tahap desain awal atau studi kelayakan
Dinamis Data pemancangan (energi hammer, penetrasi) Cocok untuk proyek dengan banyak tiang, real-time Dipengaruhi efisiensi hammer, bisa meleset jika tanah heterogen Selama pelaksanaan pemancangan
Uji Beban Lapangan Tiang uji dan alat beban (kentledge/anchor pile) Hasil paling akurat, sesuai kondisi lapangan Biaya tinggi, memerlukan waktu lama Untuk verifikasi akhir sebelum konstruksi utama

Faktor Keamanan dalam Perhitungan

Perhitungan daya dukung selalu melibatkan faktor keamanan (FS) agar lebih aman.

Qizin = Qall / FS

Umumnya:

  • Untuk tiang tunggal: FS = 2,5 – 3
  • Untuk kelompok tiang: FS = 2 – 2,5

Alur Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang

  1. Investigasi Tanah

    (SPT, CPT, uji laboratorium tanah untuk mengetahui sifat tanah)

  2. Pemilihan Jenis Tiang

    (Beton pracetak, baja, kayu, atau bored pile sesuai kondisi lapangan)

  3. Estimasi Awal dengan Perhitungan Statis

    (Hitung Qp + Qs, tentukan daya dukung izin dengan faktor keamanan)

  4. Pelaksanaan Pemancangan

    (Gunakan metode dinamis: analisis energi hammer & penetrasi tiang)

  5. Uji Beban Lapangan

    (Loading test pada tiang uji untuk mendapatkan data paling akurat)

  6. Analisis & Validasi

    (Bandingkan hasil statis, dinamis, dan uji lapangan → pilih nilai konservatif)

  7. Finalisasi Desain Fondasi
    (Tentukan jumlah, jarak, dan kapasitas tiang sesuai kebutuhan struktur)

Contoh Perhitungan Sederhana

Data:

  • Diameter tiang: 0,4 m
  • Panjang tiang: 20 m
  • Tanah keras pada 20 m dengan daya dukung ujung (qp) = 6000 kN/m²
  • Gesekan tanah sepanjang tiang (fs) = 50 kN/m²
  • Faktor keamanan (FS) = 3

Langkah 1: Hitung luas ujung (Ap)
Ap = Ï€ × d² / 4
= 3,14 × 0,4² / 4
= 0,1256 m²

Langkah 2: Hitung daya dukung ujung (Qp)
Qp = Ap × qp
= 0,1256 × 6000
= 753,6 kN

Langkah 3: Hitung luas selimut (As)
As = Ï€ × d × L
= 3,14 × 0,4 × 20
= 25,12 m²

Langkah 4: Hitung daya dukung gesek (Qs)
Qs = As × fs
= 25,12 × 50
= 1256 kN

Langkah 5: Hitung daya dukung total (Qall)
Qall = Qp + Qs
= 753,6 + 1256
= 2009,6 kN

Langkah 6: Hitung daya dukung izin (Qizin)
Qizin = Qall / FS
= 2009,6 / 3
670 kN

Interpretasi:
Satu tiang dengan spesifikasi tersebut dapat menahan beban izin sekitar 670 kN.

Studi Kasus di Lapangan

Pada proyek pembangunan gedung bertingkat di tanah berlapis lempung dan pasir:

  • Tiang pancang diameter 0,6 m dengan panjang 30 m digunakan.
  • Hasil uji sondir (CPT) menunjukkan daya dukung tanah bervariasi.
  • Dengan metode statis, diperoleh daya dukung izin sekitar 1200 kN/tiang.
  • Hasil uji beban lapangan mengonfirmasi nilai sekitar 1100 kN/tiang.

Perbedaan ini wajar karena kondisi tanah di lapangan tidak selalu sama dengan data laboratorium. Oleh karena itu, uji beban lapangan selalu dijadikan verifikasi akhir.

Studi Kasus: Perhitungan Jumlah Tiang Pancang untuk Gedung 10 Lantai di Tanah Lunak

Studi kasus lengkap, perhitungan langkah-per-langkah, dan rekomendasi untuk sebuah gedung 10 lantai di tanah lunak. Ini contoh estimasi, verifikasi lapangan (SPT/CPT + pile load test) tetap wajib sebelum desain final.

Asumsi Utama

Disepakati untuk perhitungan awal:

  1. Luas tapak / footprint gedung = 800 m².
  2. Jumlah lantai = 10 lantai.
  3. Beban rata-rata (dead + live) = 5 kN/m² per lantai.
  4. Beban tambahan struktur dan safety margin awal (platform, basement, dinding, layanan) ≈ 2.000 kN.
  5. Kapasitas ijin (allowable) per tiang dalam kondisi terverifikasi konservatif = 1.000 kN per tiang (nilai ini pilih konservatif untuk tiang bored / precast Ø ≈0.6 m; harus diverifikasi).
  6. Efek penurunan kapasitas pada kelompok tiang (group effect) diasumsikan reduction factor = 0.90 (=> tiap tiang efektif = 90% kapasitas tunggal).
  7. Faktor keamanan desain dan verifikasi akhir dilakukan lewat pile load test — perhitungan ini memberi jumlah tiang awal saja.

Langkah perhitungan (digit-by-digit):

A. Hitung beban per lantai
Luas × beban per m² = 800 × 5
800 × 5 = 4,000 kN (beban per lantai)

B. Hitung total beban struktur untuk 10 lantai
Beban per lantai × jumlah lantai = 4,000 × 10
4,000 × 10 = 40,000 kN

C. Tambahkan beban tambahan struktur / safety (asumsi)
Total awal = 40,000 + 2,000
40,000 + 2,000 = 42,000 kN ← ini adalah perkiraan total beban vertikal yang harus ditopang fondasi

D. Kapasitas ijin per tiang (asumsi konservatif)
Q_allow_single = 1,000 kN per tiang

E. Perhitungan jumlah tiang tanpa group effect
Jumlah = Total beban / Q_allow_single = 42,000 / 1,000
42,000 ÷ 1,000 = 42 tiang

F. Perhitungan kapasitas efektif per tiang dengan group effect
Kapasitas efektif = Q_allow_single × reduction_factor = 1,000 × 0.90
1,000 × 0.90 = 900 kN per tiang (efektif dalam kelompok)

G. Jumlah tiang dengan group effect
Jumlah = Total beban / kapasitas efektif = 42,000 / 900

Kalkulasi pembagian (digit by digit): 900 × 46 = 41,400
42,000 − 41,400 = 600 (sisa)
Karena ada sisa > 0, kita perlu 1 tiang tambahan → 46 + 1 = 47 tiang

Jadi 42,000 ÷ 900 ≈ 46.666... → dibulatkan ke atas = 47 tiang

H. Pembulatan praktis untuk tata letak dan simetri
Untuk kemudahan konstruksi dan simetri kepala tiang/pile cap, biasanya dibulatkan ke angka genap yang memungkinkan pola grid (mis. 48 tiang). Oleh karena itu rekomendasi awal = 48 tiang.

Rangkuman angka:

  • Total beban vertikal asumsi = 42,000 kN
  • Kapasitas ijin per tiang (asumsi) = 1,000 kN
  • Kapasitas efektif per tiang (group effect 0.9) = 900 kN
  • Hitungan → 42,000 / 900 = 46.666... → dibulatkan ke atas = 47 → direkomendasikan praktis = 48 tiang

Rekomendasi teknis awal (basis desain kasar):

  1. Tipe tiang: bored cast-in-place atau precast pile Ø ≈ 0.6 m (sesuaikan dengan hasil investigasi tanah).
  2. Panjang awal terencana: 25–30 m (bergantung kedalaman tanah keras — harus ditentukan SPT/CPT).
  3. Tata letak: susunan grid 6 × 8 = 48 tiang (contoh), jarak antar tiang ≥ 2,5–3 × diameter (mis. 3 × 0.6 m = 1.8 m minimum; lebih praktis pakai 2,0–2,5 m untuk pelayanan konstruksi).
  4. Periksa efek kelompok (group settlement) — analisis settlement kelompok wajib (settlement <= batas layanan, mis. ≤ 25–50 mm tergantung fungsi gedung).
  5. Lakukan pile load test (static pile load test) pada minimal 1–2 tiang uji untuk verifikasi kapasitas ijin; gunakan hasil uji untuk koreksi jumlah/panjang tiang.
  6. Perhitungkan beban lateral dan momen untuk tiang di tepi / sudut (perkuat pile cap atau tambahkan belitan/strut bila perlu).
  7. Tambahkan redundansi (mis. +1–2 tiang) untuk keamanan konstruksi bila kondisi lapangan heterogen.

Sensitivitas (jika kapasitas per tiang berbeda):

  • Jika Q_allow_single = 1,200 kN dan group effect 0.9 → kapasitas efektif = 1,200 × 0.9 = 1,080 kN → jumlah = 42,000 / 1,080 ≈ 38.888… → dibulatkan = 39 → disarankan praktis = 40 tiang.
  • Jika Q_allow_single = 700 kN (tiang Ø0.4 m seperti contoh awal) → kapasitas efektif = 700 × 0.9 = 630 kN → jumlah = 42,000 / 630 ≈ 66.666… → dibulatkan = 67 → praktis 68 tiang.

Catatan penting dan langkah wajib selanjutnya:

  1. Investigasi tanah lengkap (SPT, CPT, laboratorium) untuk mengetahui profil lapisan, groundwater table, nilai SPT/N, CPT tip resistance, kohesi, phi, dsb.
  2. Uji beban tiang (static pile load test) untuk verifikasi Q_allow nyata. Hanya uji lapangan yang bisa memvalidasi kapasitas desain.
  3. Analisis settlement kelompok (group settlement) menggunakan metode elastik atau PLAXIS/finite element jika diperlukan.
  4. Perhatikan kondisi korosi (air tanah agresif) — pilih material dan perlindungan sesuai.
  5. Perhitungkan beban gempa / lateral sesuai SNI (standar setempat) dalam desain pile cap dan sambungan struktur.
  6. Rencanakan tata letak pile cap, kolom ke pile cap ratio, dan hubungan antara tiang & pondasi dangkal bila ada.

Kesimpulan ringkas

Berdasar asumsi yang dipakai, gedung 10 lantai footprint 800 m² dengan beban rata-rata 5 kN/m² membutuhkan sekitar 47 tiang secara hitung; untuk kemudahan konstruksi dan simetri rekomendasi praktis 48 tiang (Ø ~0.6 m, panjang disesuaikan hasil investigasi).

Namun ini estimasi awalinvestigasi tanah dan pile load test wajib untuk penentuan final jumlah, dimensi, dan panjang tiang.

Kesalahan Umum dalam Perhitungan

  1. Mengabaikan variasi tanah tiap lapisan.
  2. Menggunakan faktor keamanan terlalu kecil.
  3. Tidak melakukan uji lapangan sebagai verifikasi.
  4. Mengasumsikan gesekan tanah seragam.
  5. Mengabaikan efek kelompok tiang (group effect).

Kesimpulan

Perhitungan daya dukung tiang pancang adalah langkah fundamental dalam desain fondasi. Ada tiga metode utama: statis, dinamis, dan uji beban lapangan.

Hasil analisis harus selalu diverifikasi dengan uji lapangan agar bangunan aman terhadap beban yang bekerja. Dengan pemilihan metode yang tepat dan faktor keamanan memadai, struktur dapat berdiri kokoh dan berumur panjang.