Yang mana pada saat itu Nagari Abai belum memiliki Mesjid, maka diadakanlah pertemuan seluruh Niniek Mamak, Alim-ulama dan tokoh masyarakat di Nagari Abai untuk memusyawarahkan tentang pendirian Mesjid. Setelah disepakati maka dicarilah kayu-kayu besar sebagai material pembuatan Mesjid.
Tetapi anehnya kayu-kayu tersebut tidak bisa diangkat. Maka dengan dilantunkannya ayat-ayat suci Al-quran dan seraya berdoa minta pertolongan dan bantuan roh-roh halus seraya bedendang membalas pantun antara laki-laki dan perempuan hingga terangkatlah kayu-kayu besar dan berat tadi dan berdirilah Mesjid Pertama di Nagari Abai tersebut yang kemudian tradisi ini berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Dalam profil budaya dan pariwisata Kabupaten Solok Selatan Batombe merupakan salah satu bentuk kesusastraan yang dimiliki oleh masyarakat Ngari Abai.
Batombe adalah sejenis pantun yang berfungsi sebagai ungkapan perasan hati yang memiliki makna yang sangat mendalam bagi masyrakat Abai.
Dengan kata lain Batombe adalah seni berbalas pantun antara Laki-laki dan perempuan yang kemudian menjadi budaya Minangkabau
Sebelum pertunjukan Batombe dilaksanakan maka diadakanlah duduak tuo, yaitu kesepakatan seluruh raja yang berdaulat, niniek mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Puti-puti dan Bundo kanduang.
Melalui musyawarahlah Batombe diadakan sesuai kemampuan si pangkalan (tuan rumah yang mengadakan perhelatan). Pertunjukan Batombe dibuka secara lansung dengan pembukaan pantun oleh penghulu (datuak) dan upacara adat lainnya.