-->

Terowongan Kereta Api

Terowongan Kereta Api

Perlintasan sebidang hingga saat ini masih sering kita temukan di berbagai wilayah Indonesia. Perlintasan sebidang merupakan persilangan antara tiap-tiap jalan pertemuan, contohnya jalur kereta api dengan jalan raya. Hal ini kerap menjadi masalah yang belum terselesaikan. Perlintasan sebidang dapat mengakibatkan kemacetan lalu lintas dan membahayakan keselamatan pengendara, apabila tidak difasilitasi dengan lampu merah, palang pintu pembatas jalan raya dengan jalur kereta api, ataupun yang lainnya.

Salah satu solusinya adalah pembangunan terowongan kereta api. Terowongan merupakan struktur bawah, yang umumnya melubangi bukit maupun permukaan tanah.

Demi mengurangi perlintasan sebidang perlu dilakukan pembangunan Terowongan yang dapat menembus dari dua sisi. Terowongan tersebut diharapkan dapat mempercepat waktu kereta api dan mengurangi persilangan jalan raya dengan jalur kereta api.

Contoh terowongan yang ada di Indonesia adalah Terowongan Kebasen Baru, terletak di km +493,2 antara Stasiun Kebasen dan Stasiun Notog Lintas Purwokerto – Kroya. Terowongan ini memiliki panjang 292 meter, diameter 9,3 meter dan dibangun sejak pertengahan 2017. Terowongan Kebasen sendiri merupakan bagian dari proyek jalur ganda seksi Cirebon – Kroya. Menariknya, Terowongan Kebasen Baru menjadi terowongan KA pertama di Indonesia yang bisa dilalui oleh jalur ganda.

Pernahkah Anda naik kereta api lalu melewati terowongan bawah tanah? Biasanya fenomena ini akan Anda temukan bila melintasi jalur kereta yang jauh dari perkotaan. Terowongan ini dibuat untuk menembus suatu bukit atau membuat jalan di bawah tanah yang daerahnya sulit diakses seperti pegunungan dimana kereta api dapat melintas di daerah tersebut. Namun, tahukah Anda bagaimana proses pembuatan terowongan bawah tanah tersebut? Simak info berikut ini, ya!

Tahapan awal membangun terowongan bawah tanah ini adalah proses "marking" atau penandaan terowongan yang akan dibuat di bukit ataupun konstruksi lainnya yang akan ditembus. Lalu, dilanjutkan dengan pemasangan besi sebagai penguatan jembatan yang ditancapkan ke dinding terowongan menggunakan alat "jumbo drill" dan digunakan untuk membuat lubang tembak. Setelah itu, dilakukan proses "drilling" yaitu proses permesinan untuk membuat lubang bulat agar lubang tersebut dapat tembus menjadi terowongan.

Tidak hanya sampai di situ, pekerjaan selanjutnya adalah proses melapisi dinding terowongan untuk menahan kebocoran air di dinding terowongan. Setelahnya, masuk pada pemasangan besi beton dan pemasangan dinding terowongan. Selanjutnya proses pemasangan track atau jalur yang akan dilalui.

Tahapan yang terakhir adalah proses pengecetan terowongan. Perlu diketahui, proses pembuatan terowongan bawah tanah ini bukan untuk di daerah perbukitan saja, namun dapat pula dilakukan di perkotaan mengingat makin maraknya proyek konstruksi untuk transportasi publik massal saat ini.

Share this:

Disqus Comments