-->

Tari Zapin Api sebagai salah satu khasanah daerah Bengkalis

Tari Zapin Api sebagai salah satu khasanah daerah Bengkalis

Tari Zapin Api merupakan salah satu khasanah yang terdapat di daerah Bengkalis, tepatnya di Kecamatan Rupat Utara. Menurut riwayatnya, tari Zapin Api ini adalah kesenian di masa lampau yang dilakukan pada upacara adat atau pernikahan.

Keberadaannya terancam punah disebabkan perkembangan dan perubahan zaman yang diiringi pesatnya kemajuan di bidang teknologi. Sehigga rangkaian kegiatan adat dan tradisi pernikhan di Ruput Utara sudah tidak lagi menyuguhkan tari Zapin Api, tetapi organ tunggal atau band orkes.

Sepuh Zapin Api yang masih ada saat ini adalah M Nur yang berusia 100 tahun lebih. Namun sudah tidak lagi bisa ikut bermain. Kepiawaian menjadi khalifah atau pemimpin dari Tari Zapin Api ini diteruskan oleh seorang anak dari Husein (teman M Nur), yaitu Abdullah (72 tahun).


Tari Zapin Api menggunakan media bara api dari sabut kelapa yang dibakar. Komando Khalifah mengawali pertunjukan Zapin Api. Lima orang laki-laki mengelilingi kemenyan sambil menutup telinga. Khalifah akan memberi tahu kepada penonton agar tidak merokok dan meyalakan korek api selama pertunjukan berlangsung.

Sebab penari Zapin Api akan mengarah ke sumber api yang menyala. Selian itu dilarang untuk menyapa atau memanggil para penari jika mengenali mereka.


Tari Zapin Siak Sri Indrapura

Di Kabupaten Siak sangat terkenal dengan kesenian zapinnya, di Kabupaten Siak terdapat dua jenis kesenian zapin : kesenian zapin yang tumbuh dan berkembang di masyarakat serta kesenian zapin yang hidup di dalam Istana Kerajaan Siak yang penuh dengan tatanan dan adat istiadatnya. Zapin dapat dikategorikan bukan hanya seni gerak.tari, tetapi juga mencakup sastra dan musik.

Suara marwas, yaitu gendang berukuran kecil, sesekali menghentak keras dengan tem[po yang dipercepat. Momen yang disebut bertingkah ini mewarnai zapin dengan selingan-selingan di sepanjang geraknya yang berulang-ulang.

Momen bertingkah ini juga memberikan suasana jenaka yang khas Melayu, di samping menegaskan sifk kelaki-lakian yang dibawa dari maksud awal tarian zapin. Berbagai ragam dan makna zapin terdapat dalam zapin Siak Sri Indrapura. Antara lain langkah 1-8 yang bermakna hasil yang besar selalu dimulai dari yang keil, ragam alif yang bermakna hasil yang besar selalu dimulai dari yang kecil.

Ragam alif yang bermakna mengaji dalam Islam dimulai dengan huruf alif, ragam titi batang yang bermakna keteguhan hati dan ketrampilam dalam menghadapi tantangan dan ragam mata angin yang bermakna adanya tujuan dalam hidup.


Tari Zapin Bengkalis

Kampung Zapin adalah identitas yang disandang Desa Meskom. Desa yang berada di ujung paling barat dari Kota Bengkalis, sebelum Desa Perapat Tunggal. Desa Meskom yang berjarak sekitar 13 kilometer dari Kota Bengkalis ini juga punya sejarah panjang.

Dengan identitasnya sebagai "Kampung Zapin" tadi karena identik dengan tarian zapin tradisi yang masih bertahan hingga sekarang sehingga banyak pengunjung datang ke desa ini baik untuk menyaksikan persembahan tari tradisional bernuansa Islami maupun sebagai tugas yang diembannya.

Saat ini ada 7 sanggar Tari Zapin yang aktif di Desa Meskom ini. Tahun 1993 sanggar tari Saidul Anam berdiri, saat mau berangkat ke Johor mengikuti helat zapin sanggar ini berganti nama menjadi sanggar Yanurbih merupakan singkatan dari Yazid Muhammad Nur Ebih adalah nama tiga orang tokoh zapin yang mulai mengenal zapin sejak zaman penjajahan Belanda dulu lagi.

Yazid adalah nama lengkap dari Muhammad Yazid Tomel maestro zapin Meskom yang diterimanya sebelum meninggal dunia pada tanggal 23 September 2010 Ada 7 sanggar tari Zapin Tradisi yang aktif di Desa Meskom ini terdiri dari sanggar kaum muda, remaja putri, kaum tua, dan gabungan berbagai usia yaitu sanggar "Sayang Bengkalis" yang dibina Muhammad Zainuddin yang berusia 65 tahun. Pola lantai dan langkah-langkah kaki lebih banyak dibicarakan daripada bagian gerak tubuh yang lain.

Misalnya dalam gerak titi batang, loncat belanak, tegagau, selimpat empat, selimpat delapan, sut patin, gencat, tahto, tahtim, bujur, serong, Pinang kotai, alip, pusing tengah, pecah delapan, ayam patah, bunga taman, catuk, geliat mata angin, dan sebagainya.

Sedangkan untuk gerak tangan memberi panduan untuk bentuk-bentuk atau motif-motif tangan, seperti: sembah, ngempu dan genggam baro, serta beberapa gerak tangan antara lain siamang bejulat, bekayuh, lenggang sebelah, tepuk dan lainnya.


Zapin Pecah Dua Belas

Zapin atau Zafin adalah sejenis tarian yang pada dasarnya merupakan bentuk permainan yang menggunakan kaki yang semula hanya dimainkan oleh kelompok laki-laki saja, sekarang bisa ditarikan berpasangan.

Dalam bahasa Arabnya Tari Zapin disebut dengan Al Raqh Wal Zafn, yang berarti menari dengan menggunakan kaki. Masuknya Zapin di Asia Tenggara bermula dengan kedatangan pedagang-pedagang rempah yang juga sebagai pengembang Agama Islam.

Tari Zapin Pecah Dua Belas telah ada sejak berdirinya kerajaan Pelalawan tahun 1811-1945 yang merupakan tari tradisi Kabupaten Pelalawan tepatnya di desa Pelalawan yang dibawa oleh pedagang atau pengembang ajaran Islam dari Johor. Dinamakan Tari Zapin Pecah Dua Belas dikarenakan ragam pertama dipecah menjadi ragam kedua atau berhubungan dengan ragam kedua. Ragam kedua dipecah menjadi ragam ketiga atau berhubungan dengan ragam ketiga, begitu seterusnya sampai dengan ragam ke dua belas yang ditutup dengan Tahtum atau Sembah. Tari Zapin Pecah Dua Belas biasanya ditampilkan pada acara keistanaan, acara peringatan agama Islam serta acara pernikahan yang diiringi gambus dan marwas.

Tari Zapin Pecah Dua Belas ditarikan dalam bentuk gerak yang pada umumnya banyak menggunakan gerakan kaki, sedangkan gerakan tangan kurang ditonjolkan. Posisi tangan kiri membentuk siku-siku dan dirapatkan di sisi dada sebelah kiri serta jari tangan digenggam sejajar dengan dada. Posisi tangan kanan bergerak sesuai dengan gerak kaki yang dilangkahkan. Tari ini ditarikan berpasangan dan maksimal 3 ( tiga ) pasang penari yang hanya menggunakan pola lantai sederhana dan tidak menggunakan properti.


Pada ragamnya banyak menggunakan gerakan kaki sehingga gerakan tangan akan mengikuti badan karena tumpuannya hanya pada kaki. Instrumen musik yang digunakan adalah Gambus dan Marwas. Gambus yang dimainkan hanya satu buah, gambus mulai dimainkan dari awal pertunjukkan tari Zapin Pecah Dua Belas hingga akhir pertunjukkan tari tersebut. Gambus terbuat dari batang cempedak, bagian bawah diberi rongga dan ditutup dengan kulit kambing dan memiliki senar.

Sedangkan Marwas yang dimainkan dalam mengiringi tari Zapin terdiri dari empat buah marwas, yang dimainkan oleh empat orang pemain. Marwas terbuat dari batang nangka atau batang kelapa serta dilengkapi dengan kulit kambing sebagai penutup kedua sisi yang berfungsi untuk dipukul.

Share this:

Disqus Comments