Kesenian tradisional ini merupakan warisan dari nenek moyang suku Besemah salah satu suku di Sumatera Selatan Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam.
Penuturan guritan selalu dikaitkan dengan upacara religi. Ia dituturkan di rumah penduduk yang ditimpa musibah kematian sejak malam pertama jenazah dikebumikan sampai malam ketiga berturut-turut dan kadang-kadang dilangsungkan sampai malam ketujuh. Guritan ini juga dituturkan pada saat panen, kenduri, dll dan selalu dituturkan pada malam hari.