-->

Tomboi Sialong/Tomboi Ngambek Rapa

Tomboi Sialong/Tomboi Ngambek Rapa

Madu hutan atau dalam bahasa rimbo biasa disebut dengan rapa adalah salah satu hasil hutan yang sangat berharga bagi masyarakat rimba yang sebenarnya adalah perimba sejati. Lebah madu hutan biasanya terdapat pada pohon-pohon kayu yang tinggi dan besar.

Orang Rimba menyebut pohon besar tempat sarang lebah penghasil madu hutan tersebut dengan nama pohon sialong. Pohon sialog termasuk kedalam pohon tanaman keras, batangnya tinggi, antara lain pohon pulai, kedundung, kruing, kawon, dan pohon pari.


Musim madu biasanya berhubungan dengan musim bunga. Bunga-bunga yang telah mengembang dan memiliki sari dibawa oleh rapa atau lebah di kepala dan kakinya, sedangkan anak-anak rapa berasal dari tetesan embun kemudian dimasukan kedalam tempatnya yang rapi (sarang lebah). Awalnya anak rapa akan berbentuk klayot kemudian memakan madu dan akhirnya tumbuh menjadi besar, memiliki kepala, kaki, dan sayap serta semakin lama menjadi semakin hitam.

Orang Rimbo menyebut rapa untuk menamakan madu, dan rapa adalah sesuatu yang keramat karena bedewo dan yang sudah pasti bahwa pohon sialong sangat diperlakukan dengan hati-hati karena mereka berharap pohon sialong tetap menjadi sarang bagi lebah hutan.

Kegiatan memanen madu dilaksanakan dengan cara yang unik dan menggunakan mantera-mantera serta ritual khusus. Kegiatan tersebut sering disebut dengan Nomboi ngambek rapa yaitu dimaksudkan agar lebah tidak pindah ke pohon yang lain. Pohon Sialong yang tingginya bisa mencapai puluhan meter tentuya memiliki tantangan tersendiri ketika akan dipanjat, serta lebah yang harus dijinakkan terlebih dahulu.

Ada beberapa pantangan yang harus mereka hindari sebelum memanen rapa tersebut, misalnya saja pantangan untuk tidak memakan boung, ikan tono, kepuyu, tikus dan daging babi serta beberapa hewan lainnya karena Orang Rimbo meyakini bahwa hewan tersebut memiliki kemiripan dengan sifat yang ada pada lebah.

Menjelang sore laki-laki rimbo yang telah belajar memanjat pohon sialong akan melakukan kegiatan melantak yaitu memasang kayu-kayu kecil yang dimanfaatkan sebagai tangga ke pohon sialong, mulai dari pangkal pohon hingga ke ranting pertama, kegiatan ini disambung lagi malam berikutnya.

Pada saat melantak sialong ada senandung yang dinyanyikan, hal ini dimaksudkan untuk merayu pohon dan memanggil rapa agar tetap mau bersarang di pohon sialong.

Share this:

Disqus Comments