Kemudian dari atas pohon itu, ia melihat seekor elang terbang berputar-putar di atas kepalanya. Dari gerakan elang tersebut, Teungku Gemerinting menciptakan sebuah gerak tari yang melambangkan kekuatan dan keperkasaan elang di angkasa.Tarian ini merupakan salah satu tarian persembahan pada masyarakat Suku Singkil. Tari ini biasa di pertunjukkan pada acara pernikahan sebagai rangkaian prosesi mengantar mempelai pria.
Dahulu tarian ini ditarikan oleh 2 orang saja. Namun pada perkembangannya tarian ini kemudian ditarikan hingga oleh 8 orang. Jumlah penari haruslah genap karena beberapa gerak tari dilakukan secara berpasangan. Tarian ini pun menjadi simbolisasi gerakan melindungi raja (dalam hal ini mempelai pria atau marapulai dalam acara pernikahan). Tarian ini selalu diiringi dengan alat musik tradisional diantaranya gendang dendang dan bangsi. Selama perjalanan marapulai menuju rumah pengantin wanita atau dara baro, rombongan diiringi oleh musik tradisional tersebut.
Tarian ini merupakan salah satu tarian persembahan pada masyarakat Suku Singkil. Tari ini biasa dipertunjukkan pada acara pernikahan sebagai rangkaian prosesi dalam mengantar ( mengarak) mempelai pria. Dahulu tarian ini ditarikan oleh 2 orang saja. Namun pada perkembangannya tarian ini kemudian ditarikan hingga oleh 8 orang. Jumlah penari haruslah genap karena beberapa gerak tari dilakukan secara berpasangan. Tarian ini pun menjadi simbolisasi gerakan melindungi raja (dalam hal ini mempelai pria atau marapulai dalam acara pernikahan).
Dalam gerakan tarian ini, khususnya pada upacara pernikahan, kita dapat melihat 2 hingga 4 orang penari melingkari mempelai pria dan menari berputar-putar i ;ingkaran dalam dengan menggunakan langkah yang serupa dengan langkah silat. Kemudian, 4 orang penari lain menari melingkar di lingkaran luar. Kemudian, dalam rentak tertentu, seluruh penari di lingkaran dalam melakukan gerakan tari berpasangan dengan penari di lingkaran luar.
Tarian ini selalu diiringi dengan alat musik tradisional diantaranya gendang dendang dan bangsi. Selama perjalanan marapulai menuju rumah pengantin wanita atau dara baro, rombongan diiringi oleh musik tradisional tersebut. Ketika rombongan sudah sampai di depan pintu pagar rumah dara baro, tarian ini pun dipersembahkan. Keluarga dara baro dan dara baro turut menyaksikan persembahan ini di depan pintu rumah mereka.
Namun belakangan, tarian ini semakin jarang ditarikan pada upacara pernikahan karena masyarakat lebih banyak menggunakan shalawat badar sebagai . pengiring kedatangan marapulai. Hal ini terjadi karena masyarakat menganggap dengan membawakan shalawat badar, prosesi pernikahan menjadi lebih khusyuk.