Masyarakat Simalungun menggunakan Dayok Binatur yaitu daging ayam yang dimasak secara khusus dijadikan sebagai makanan adat. Dayok Binatur, yang bermakna kultural dan ritual yaitu memberikan makna tersendiri bagi masyarakat Simalungun. Dayok Binatur ini dapat menyampaikan banyak pesan atau petuah kepada orang yang akan diberikan.
Menurut Saussure bahasa itu merupakan suatu sistem tanda (sign). Suara ayam yang berkokok dapat dikatakan sebagai bahasa atau berfungsi sebagai bahasa bilamana suara atau bunyi tersebut mengekspresikan pengertian-pengertian tertentu. Bunyi suara ayam yang berkokok memiliki makna bagi masyarakat Simalungun.
Apabila dikaji maknanya berdasarkan signifire (penanda) dapat kita ketahui bunyi suara ayam jantan yang berkokok memberikan suatu makna yaitu menyatakan hari telah pagi yang kita sebut sebagai signified (petanda).
Suara tersebut merupakan bagian dari sistem konvensi, sistem kesepakatan dan merupakan bagian dari sebuah sistem tanda.
Apabila kita lihat dari tampilan Dayok Binatur yaitu sajian masakan yang terbuat dari daging ayam yang dipotong-potong sesuai dengan aturan dalam masyarakat Simalungun. Potongan daging yang kemudian disusun teratur dalam piring disebut sebagai penanda.
Karena bentuknya disusun seperti ayam yang hidup atau sajian yang berupa Dayok Binatur tadi mewakili ayam. Makna dari Dayok Binatur itu adalah sebagai petanda.