-->

Tenun Siak

Tenun Siak

Perkembangan Tenun Siak bermula ketika Siak diperintah Sultan Said Syarif Ali, sekitar tahun 1800, ketika usaha kerajinan tenun ini mulai dikenal luas.

Pada masa lalu ada seorang bernama Encik Siti binti E. Wan Karim yang berasal dari Trengganu, yang tenunannya menggunakan benang sutera, katun dan emas. Tenunan itu sangat disenangi oleh kalangan istana.

Ia mengembangkan motif tradisional dan ciptaan baru sehingga dikenal dan disukai kembali setelah agak terlupakan.


Hingga kini, penenun Siak dianggap lebih teguh mengembangkan corak asli Melayu, yaitu pucuk rebung, awan larat, bunga cengkih, tampuk manggis, semut beriring, siku keluang, dan itik pulang petang.

Teknik tenunan Siak adalah songket, dengan alat tenun yang disebut kik. Berlainan dengan umumnya penenun tradisional di seluruh Indonesia, dengan kik penenun Siak duduk biasa di atas kursi dengan kaki menjuntai ke bawah, bukan selonjor.

Kik yang menempatkan penenun pada posisi duduk ini ditemukan pada tahun 1864. Motif flora, fauna, dan benda-benda lainnya seperti ujung panah, benda langit dan awan memiliki kemungkinan desain yang tidak terbatas, apalagi bila dipadu dengan warna.

Share this:

Disqus Comments