Pustaha laklak adalah buku kuno atau manuskrip dari Batak yang alas tulisnya dibuat dari kulit kayu.
Pustaha laklak sebagai warisan budaya masyarakat Batak di Sumatra Utara sudah mengalami perjalanan panjang dalam sejarah masyarakat Batak.
Pustaha laklak atau yang sering disebut juga pustaha Batak yang tertua di dunia tersimpan di The British Library, Inggris.
Pustaha ini bertahun 1764 dengan kode AD.4726. Di samping itu, ditemukan juga pustaha terpanjang yang mencapai 16 meter. Pustaha ini disimpan di dalam koleksi H.J.A. Promes.
Pustaha lainnya adalah pustaha terbesar yang berukuran 28.5 x 42.5 (panjang x lebar) dengan jumlah halaman 56 dan pustaha terkecil 5 x 6 cm 24 halaman (Teygeler 1995:595).
Dalam penelitian itu juga dikatakan bahwa pustaha laklak dikenal oleh masyarakat Eropa melalui penelitian yang dilakukan oleh Dr.H.N. van der Tuuk tahun 1851.
Pustaha laklak hingga kini berjumlah antara 1000 sampai 2000-an dan berada dalam koleksi publik dan koleksi pribadi. Pustaha laklak adalah buku kuno atau manuskrip dari Batak yang alas tulisnya dibuat dari kulit kayu.
Pustaha ini biasa juga disebut buku kulit kayu yang halamannya panjang dan ditekuk-tekuk membentuk lembar seperti buku. Pustaha ini ternyata tidak hanya dibuat dari kulit kayu, tetapi ada juga yang ditulis di atas bambu dan tulang.
Pustaha yang ditulis di atas kulit kayu inilah yang disebut pustaha laklak (bast). Kayu yang digunakan untuk membuat pustaha adalah sejenis pohon yang disebut oleh masyarakat Batak pohon alim atau hau alim (aquilaria malaccensis)