Pertunjukan Indang menampilkan tiga kelompok penyaji, yaitu: kelompok pangka (tuan rumah) dan dua kelompok alek (tamu). Satu kelompok Indang terdiri dari 8-22 orang pemain, yang semuanya laki-laki dipimpin seorang dikie (kreator) dan lainnya anak indang.
Satu kelompok penyaji akan menampilkan materi berupa: pembukaan (permintaan izin dan kerelaan), manasik (kaji keislaman), pasambahan (sapaan dan permintaan maaf dan lainnya), rundiangan (pertanyaan-pertanyaan, jawaban-jawaban, dan pertanyaan-peetanyaan lanjutan), penutup (permintaan untuk dijawab).
Secara keseluruhan, pertunjukan Indang dapat dilihat sebagai bentuk silaturrahmi antar surau, yang dalam pertemuan itu mereka saling bertanya jawab dan bahkan berdebat dalam berbagai hal.
Namun, lebih jauh, dalam praktik tradisi baindang adalah bertanding antara tiga kelompok atau lebih untuk menguji kemampuan pengetahuan tentang berbagai aspek kehidupan, lahir maupun batin.
Kalah-menang dalam pertunjukan Indang memiliki dampak psikologis secara kolektif, karena berkait dengan harkat dan martabat nagari asal penampil.