Ia dijajakan di sore hari menjelang waktu berbuka puasa tiba sebagai penganan khas berbuka puasa masyarakat Mandailing karena rasanya yang memang manis dan sesuai untuk segera menghilangkan rasa dahaga yang selama satu harian penuh tertahan oleh amalan ibadah puasa.
Pun penganan ini merupakan salah satu penganan pavorit kebanyakan masyarakat Mandailing.
Penganan ini merupakan campuran dari lupis, pulut hitam, tapai pulut putih, bulatan-bulatan kecil sebesar biji salak (candil) yang disiram dengan kuah cendol bersantan dan gula aren yang sudah dicairkan dengan campuran daun pandan.
Tradisi bisa bergeser, bahkan tidak sedikit juga tradisi yang menghilang dari tengah-tengah masyarakatnya.
Begitupun dengan Toge Panyabungan ini, saat sekarang ini sangat gampang dijumpai di kota Panyabungan walaupun di luar bulan suci Ramadhan.
Pada saat berkunjung atau melewati Kota Panyabungan, di pasar tradisional, Pasar Lama atau Pasar Baru Panyabungan, sudah pasti akan menemukan penganan ini dengan mudah.
Namun pada saat bulan suci Ramadhan akan lebih banyak ditemukan pedagang penganan ini, bukan hanya di pasar-pasar tradisional akan tetapi mudah ditemukan di sepanjang jalan di Kota Panyabungan.