Terinspirasi dengan musik yang dibawa oleh pedagang Arab yang berdagang ke Jambi melalui jalur Sungai Batanghari, beliau mengkombinasikan gerak Tari Anggut dengan musik beraliran Arab menjadi satu seni pertunjukan yang khas budaya Melayu Jambi.
Gerak Tari Anggut didominasi oleh silat Melayu-Jambi, dan diiringi dengan musik hadrah yang berisikan syair-syair Islami.
Generasi ke-3 sebagai pewaris Tari Anggut yaitu Bapak A. Bunjani, kemudian dikembangkan oleh Rawiyan melalui sanggar Riyadusolihin.